Rabu, 13 Mei 2015

Pertanyaan tentang teman

Sebelumnya mau nanya dulu,
"ada ga sih TEMAN itu?"
Nyata ga sih yang namanya "teman" itu?

aku sering bingung sama arti teman. Beda sama arti pacar, kalo arti pacar berarti si A menganggap si B pacarnya, dan sebaliknya, si B juga menganggap si A pacarnya. Itu arti pacar, tapi kalo arti teman apa? Aku sih menganggap kalian semua teman, tapi ga tau kalian menganggapku apa. :D

Ada yang bilang kalo teman akan selalu ada buat bantu kita saat susah, selalu mau mendengarkan cerita dan keluh kesah kita, selalu mau menyapa dan menepuk pundak kita saat kita kesepian dan duduk sendirian. Boleh ga aku kasih jari tengah sama yang bilang kayak gini? hahahha

Emang ada ya manusia yang ga egois kayak gitu? emang ada manusia yang masih mau melihat orang lain terseyum sedangkan dia bersedih? Itu cuma ada di dongeng men, bahkan aku juga ga tau dongeng apa yang ceritanya kayak gitu.

Teman akan datang saat membutuhkan, dan pergi saat ada yang lebih menyenangkan. Banyak kok orang yang kayak gitu, dan parahnya aku awalnya menganggap mereka teman. Mereka memanggil namaku waktu minta dibantu, dan sekarang mereka udah punya pacar, mereka pergi gitu aja, mungkin sama namaku juga lupa. haha
Apa ini derita jomblo? selalu ditinggalkan teman yang punya pacar.
Terus aku harus apa? cari pacar? apa itu ga sama aja aku ninggalin orang yang mungkin menganggapku teman?

Tapi ada seseorang lagi yang pernah bilang sama aku. "Akan ada saatnya kita dan teman kita tidak saling berhadapan, bukan saling meninggalkan, hanya saling membelakangi."
Kayaknya aku udah mulai paham sama omongan ini, mungkin saat seseorang harus punya urusan sendiri, maka mungkin itu saat dimana seorang teman mulai membelakangi kita. Memang dia tetap dekat dengan kita, tapi dia membelakangi kita, dan dia menghadap ke urusan lain, entah itu pacarnya, pekerjaannya, atau kehidupannya yang lain. Dan mungkin akan juga ada saatnya dia menoleh kebelakang, menoleh ke arah kita, saat dia berharap kita menemaninya menghadapi persoalan yang dia ga bisa taklukkan sendiri.

Ga akan ada teman yang selalu bersama dan berhadapan. Simple, seperti waktu nonton film action, waktu 2 jagoan melawan banyak musuh, pasti mereka saling membelakangi bukan? mereka tidak saling berhadapan, karena jika berhadapan, mereka akan saling melukai satu sama lain. Mungkin sekarang aku saatnya jadi jagoan seperti itu, yang berani untuk tidak selalu berhadapan dengan teman, tapi mulai menghadap ke arah lain untuk menghadapi lawan sendirian. 

Tentang pasangan

"Kamu mau punya pacar yang kayak gimana sih?"

"Aku pengen punya pacar yang tinggi, ganteng, putih, kekar, baik hati, rajin menabung, jago naik kuda, suka nolongin nenek-nenek nyebrang jalan, pokoknya yang kayak pangeran lah."

Jawaban kayak gitu pasti keluar dari mulut seorang anak kecil yang hobinya nonton film disney, yang biasanya ada di RCTI pagi-pagi waktu liburan. Saat itulah semua marga barbie muncul dan berlakon di film. haha

Tapi cobalah berikan pertanyaan yang sama pada orang yang udah dewasa, yang usianya udah digempur oleh kerasnya hidup. Yang matanya udah dibukakan pada realitas kehidupan. Persyaratan yang sulit-sulit pasti udah tidak keluar lagi. Paling-paling jawabannya sederhana, "yang penting baik ajalah."

Semakin rumit hidup, semakin sederhana keinginan. Sedangkan keinginan kita akan macem-macem kalo hidup kita masih gampang dan belum banyak masalah. Kita akan memaksakan hal yang rumit biar jadi realitas. Ingat ga sih waktu kita kecil dulu? saat hidup masih sederhana, kita pengen banget memaksakan hal yang rumit jadi realitas. contohnya : minta hujan coklat, berharap uang jatuh dari langit kalo ada pesawat lewat, berjalan di atas air, bisa baca pikiran orang lain, dan banyak lainnya yang muncul di imajinasi.

Kenyataan pelan-pelan menyadarkan kita, membawa kita ke sebuah benang kusut, dan memaksa kita buat mengurai benang kusut itu. Waktu kita udah mulai sekolah, kita dituntut buat ngerjain tugas sekolah, jadi anak yang manis di sekolah, dll. Waktu kita kerja, kita dituntut buat beresin semua kerjaan, dikejar deadline, godaan korupsi bahkan. hehe..
Di urusan pasangan hidup juga, tapi aku sih belum saatnya bahas itu. Tanya yang udah punya pasangan hidup ajalah.
Saat kita udah dihadapkan sama banyak realitas hidup yang rumit, keinginan kita mungkin sesederhana ini, "besok pas weekend, aku mau tidur seharian."

Aku masih inget dulu, waktu masih alay, aku berharap pacarku seorang cewek cantik, manis, putih, tinggi, seiman, baik hati, dan fans manchester united juga.

Tapi sekarang kriteria itu udah menguap. Kenyataannya pacar-pacarku yang dulu ga sesempurna kriteria yang aku inginkan. Bahkan semua mantanku ga tau manchester united itu apa. Malah dikira komunitas motor tua. Jadi kalo sekarang aku ditanya dengan pertanyaan yang diatas, mungkin jawabanku akan seperti ini, "yang penting bisa ngerti dan juga pemaaf"

Karena pengertian sebenarnya tentang pasangan hidup adalah, dua orang yang bisa selalu saling memaafkan. Bukankah manusia pasti akan selalu punya salah?