Senin, 18 Januari 2016

Menggenggam Kupu-kupu

Kegiatan hari ini, ga ada.
Gara2 sakit, ga bisa berangkat kerja, ga bisa main kemana2.
Seharian ini isinya cuma tidur, nonton tv, dan duduk di depan rumah sambil baca buku dan main gitar (padahal ga bisa).
Dan ga tau ini fenomena macam apa, ternyata bukan cuma aku yang sakit. Hahaha
Teman2ku juga ikutan sakit.

Dan entah datang dari mana, muncul sebuah teori kalo kita bertiga keracunan nasi bungkus yang dicampur keong racun.

Emang sih, hari sabtu kita bareng2 makan nasi bungkus itu. Tiap orang 2 bungkus pula. Jadi mungkin teori itu benar, kita keracunan massal. Bakar warung itu, bakar!!

Tapi seperti kata orang2 jaman dulu, yang udah tua (baca: deo), setiap apa yang terjadi itu pasti ada hikmah yang bisa dipetik. Hikmahnya mungkin kita jangan beli nasi bungkus saat malam hari, karena rawan basi. Sebisa mungkin belinya pagi-pagi aja, waktu seger-segernya.

Tadi siang aku duduk di depan rumah, ngeliatin anak kecil-kecil main. Main bola, main petak umpet, main debus, main perempuan, dll. Hahaha becanda.
Mereka lari-larian sambil lompat-lompat ga jelas. Dan setelah beberapa menit, aku baru nyadar, mereka berusaha buat menangkap kupu-kupu.
Lumayan bagus, kupu-kupunya. Campuran warna hitam sama biru, ada abu-abunya dikit. Indah, kayak senyum kamu. #Ciaaaaa

Anak kecil itu susah payah buat nangkap kupu-kupu itu. Ada yang udah nyerah, ada yang duduk sambil ngos-ngosan, ada yang dipanggil ibunya, disuruh mandi.
Sampai akhirnya kupu-kupu itu berhenti terbang terus hinggap di atas bunga warna kuning.
Anak-anak kecil itu mulai jalan mengendap-endap kearah kupu-kupu itu. Mereka jalan pelan, dan akhirnya HAP!!! Ketangkap itu kupu-kupu. Mereka pun bahagia. Mereka ketawa polos sambil lompat-lompat kegirangan, ga sadar kalo yang mereka injek-injek rame-rame itu tanaman bawang yang udah susah payah ibu mereka tanam. Dasar anak durhaka! kalian masih kecil aja udah berani durhaka, gimana kalo udah besar! #gagalfokus

Tapi kebahagiaan itu ga bertahan lama. Saking bahagianya anak-anak kecil itu,  kupu-kupu yang ada di tangan mereka pun mereka remes dan akhirnya mati. Sayapnya yang tadinya indah juga jadi rusak, nempel ke tangan anak kecil itu.
Anak kecil itu heran terus ngomong, "loh kok mati kupu-kupunya?" | aku yang ngeliat mereka dari jauh cuma mikir, dasar dodol.

Tapi aku jadi belajar dari mereka, kalo sesuatu yang menurut kita indah, ga selalu harus kita dapatkan dan kita genggam dengan erat. Seolah-olah ga boleh kita lepasin.
Tapi ada, beberapa, hal-hal indah yang cuma bisa kita syukuri aja, ga bisa kita dapat dan kita genggam. Kayak kupu-kupu tadi, kalo kita genggam dia akan mati, tapi kalo kita biarkan dia bebas terbang dan hidup, kita pasti tetap bisa lihat dia terus dan ketemu lagi sama keindahannya. Kuncinya cuma pinter bersyukur aja.

- Karena saat kita pandai bersyukur, maka kita akan mudah menjumpai keindahan yang ada di sekeliling kita - Ipepe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar