Minggu, 31 Januari 2016

Untitled

Suka, engga, suka, engga, suka, engga..

I still remember our first meeting, masih sangat jelas.
Aku masih ingat saat kita pertama kenalan, kita saling jabat tangan dan sebutkan nama.

I'm so happy when you give me your name. Although I have already known your name.

Awalnya aku dengar dari orang lain, kalau kamu orangnya begini-begitu, sampai aku tau sendiri. Kamu unik. One of a kind kalau kata anak sekarang.
Perkenalan kita bagiku berasa sangat berkesan, kamu yang waktu itu keliatan kecapekan, tetap bisa kasih senyum yang manis.

Dari jauh aku sering liat kamu, dan saat kamu lihat balik, secepat mungkin aku buang muka, lalu ga sengaja nyundul kepala temanku.

Seperti biasa, pertemuan selalu datang bersamaan dengan perpisahan. Sampai akhirnya kita berpisah, dan kau cuma meninggalkan foto.
Tapi kabar baik datang, aku dapat pin BBmu.
Pastinya aku invite.
Dan kamu accept.
Aku coba chat kamu, awalnya aku bingung mau mulai darimana, tapi makin lama aku makin tau harus bagaimana.

Kita chatting, aku sering cerita, dan minta pendapatmu.
Ga jarang kamu kasih aku pendapat yang membuka mataku. Kalau apa yang aku lakuin itu beneran ga penting. Aku juga jadi tau, kalau masih banyak hal lebih penting yang bisa aku lakukan.

Kamu juga ajar aku kontrol emosi, hal yang paling sulit aku pelajari. Walaupun susah, aku mau berusaha kok.

Banyak sekali semangat dan perubahan yang aku dapat sejak aku kenal kamu.

Dan aku sangat suka sifatmu yang ingin tahu semuanya dengan detail, yang kemudian cenderung kasih pertanyaan-pertanyaan menyudutkan yang susah untuk dijawab tidak jujur.

Kamu unik, pandai, dan menarik.
Aku nyaman dekat dengan kamu.
Tapi aku sudah pernah bilang kalau ini bukan cinta, ini cuma kekaguman seorang teman.

Tapi aku disadarkan pepatah, "cinta bisa datang dari kebiasaan."
Dan akhir-akhir ini, aku mulai dibuat bingung sama apa yang aku rasakan.
Apa aku mulai suka kamu?
Rasanya semua itu datang tanpa alasan.
Aku jatuh hati.
Tapi aku sudah berjanji kalau aku hanya boleh menganggapmu sahabat. Tidak lebih.

Dan kini, aku pergi.
Bukan karena aku sudah tidak nyaman, tapi karena perasaan ini mulai membingungkan dan berjalan keluar zona pertemanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar